Jumat, 01 Agustus 2014

PERALATAN BENGKEL



PEMELIHARAAN PERALATAN BENGKEL


A. Tujuan

1) Peserta diklat dapat menjelaskan jenis-jenis pemeliharaan peralatan

2) Peserta diklat dapat menjelaskan tujuan pemeliharaan rutin.

3) Peserta diklat dapat menjelaskan sistem pemeliharaan rutin

4) Peserta diklat dapat menjelaskan rambu-rambu pemeliharaan peralatan

B. Pemeliharaan Terencana (planned maintenance)
     Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.
Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif, pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya.Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan secara rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal pekerjaan saja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.

C. Pemeliharaan tak terencana
     pemeliharaan tak terencan adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang mso-li Pemeliharaan Terencana (planned maintenance).
Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen. berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance). Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak disbanding dengan pemeliharaan rutin.

D. Tujuan Pemeliharaan Rutin
     Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat kerja. Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak mungkin dapat berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien. Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan dan mencelakakan. Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja. Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :

Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.
Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal.Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.
Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut. sien.Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan dan mencelakakan. Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan

E. Sistem Pemeliharaan Rutin
     Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?

1. Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.
Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.
2. Lokasi penyimpanan alat
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.

            (1) Panel alat (tool panel)

Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.

            (2) Ruang gudang alat

Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.

            (3) Ruang pusat penyimpanan

Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan.Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.

               (4) Kit alat-alat

Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.

1. Prosedur pemeliharaannya
Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut. Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan.

2. Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. 

3. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.
b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut : 
(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)
(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.
(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.
(5) Peralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih dan relatif panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan tetap.
(6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.
c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.

d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi : 

F. Rangkuman
1) Secara garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tak terencana. Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif. Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Dalam manajemen sistem pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak dibanding dengan pemeliharaan rutin. 

2) Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu:
a) Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut.
b) Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula.
c) Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.
d) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3) Sistem pemeliharaan rutin meliputi :
a) Peralatan yang perlu pemeliharaan 
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.
b) Lokasi penyimpanan alat
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.
c) Prosedur pemeliharaannya
Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.

d) Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan.

4) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.

b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab.

c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya.
d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru.

Kamis, 31 Juli 2014

LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN
      Sepeda motor memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia, sudah hadir sejak negara ini masih berada di bawah penjajahan Belanda dan masih bernama Hindia Belanda. Sepeda motor hadir di Indonesia sejak tahun 1893, dan orang pertama yang memiliki sepeda motor adalah John C. Potter, masinis pertama di pabrik gula Oemboel Probolinggo, Jawa Timur.
 
{1}. John C. Potter

      john C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman. Sepeda motor rakitan Hildebrand und Wolfmüller belum menggunakan rantai, roda belakang digerakkan secara langsung oleh kruk as (crankshaft), sepeda motor ini belum menggunakan persneling, magnet, aki (accu), koil, dan kabel listrik

{2}. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia

      Sepeda motor adalah kendaraan roda dua yang paling digemari masyarakat Indonesia. Data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), jumlah sepeda motor yang ada di Indonesia hingga tahun 2005 adalah sebanyak 35 juta unit. Pada tahun 2005 angka penjualan sepeda motor mencapai 4,6 juta unit, sedangkan pada tahun 2004 penjualan mencapai 3.900.664 unit, sementara pada tahun 2003 penjualan sepeda motor mencapai 2.823.702 unit. Data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan sepeda motor, setiap tahun naik rata-rata 38,14 persen. 

{3}. Pertambahan Sepeda Motor 

      Indonesia tercatat sebagai pangsa sepeda motor terbesar ke tiga setelah China dan India. Rata-rata pertambahan sepeda motor di China per tahun adalah sekitar 12 juta unit, India sebesar 6.5 juta unit, dan Indonesia 5 juta unit.

Salah satu faktor utama pendorong sektor otomotif sepeda motor adalah kemudahan untuk memperoleh sepeda motor, dengan uang muka Rp 500.000,00 masyarakat dapat memperoleh sepeda motor baru melalui kredit. Tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan nonbank yang menawarkan kredit kepemilikan sepeda membantu perkembangnan industri otomotif sepeda motor. Mereka berlomba menawarkan kredit dengan suku bunga yang semakin murah.

Balap motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap motor road race merupakan olahraga otomotif yang cukup popular di Indonesia

{4}. Ikatan Motor

       Ikatan Motor Indonesia merupakan satu-satunya organisasi olahraga kendaraan bermotor yang telah diakui oleh Federation International del’Automobile (FIA), Federation International of Motorcycle (FIM) dan Commission du Karting (CIK) (induk Organisasi Olahraga Kendaraan Bermotor Dunia) serta Komite Olahraga Nasional Indonesia KONI (induk Organisasi Olahraga Indonesia), yang berhak dan berwenang untuk mengawasi dan memimpin seluruh kegiatan perlombaan-perlombaan kendaraan bermotor di Indonesia.

{5}. Perlombaan Bersifat Nasional

       Suatu perlombaan yang bersifat nasional dapat diselenggarakan baik oleh IMI atau IMI daerah, maupun klub yang mendapat wewenang atau izin dari IMI. Para pesertanya dapat terdiri atas peserta dalam dan luar negeri, tergantung pada sifatnya, yang memiliki Kartu Izin Start (KIS) Internasional atau Kartu Izin Start IMI daerah serta dapat memakai peraturan internasional atau peraturan nasional. Peraturan perlombaan dibuat oleh masing-masing komisi untuk tiap-tiap olahraga kendaraan bermotor, berdasarkan peraturan internasional yang dikeluarkan oleh FIA, FIM atau CIK, yang disesuaikan dengan keadaan Indonesia, dan ditetapkan oleh IMI. Peraturan perlombaan ini merupakan peraturan yang bersifat nasional dan harus digunakan dalam tiap perlombaan di Indonesia.

{6}. Perkembangan Teknologi

Tenaga mekanik sepeda motor merupakan bagian dari masyarakat yang terus berkembang dan mengikuti perkembangan teknologi. bersifat nasional ini sangat menarik untuk diteliti, karena selalu berkembang mengikuti perubahan perkembangan balap sepeda motor. Keberhasilan seorang pembalap tidak pernah terlepas dari dukungan tim mekanik. Dari sinilah penulis mengangkat penelitian dengan judul “Pelaksanaan Kejuaraan Nasional Road Race Kelas Bebek 110 cc 2 Langkah Tune Up dan Pengaruhnya Terhadap Penghasilan Tenaga Mekanik Sepeda Motor di Kota Semarang Tahun 2001-2005”.Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengemukakan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimanakah pelaksanaan kejuaraan nasional road race kelas bebek 110 cc 2 langkah tune up antara tahun 2001-2005?
Mengapa Kota Semarang tidak bisa menghasilkan pembalap yang menjuarai kejuaraan nasional road race di Indonesia atau memiliki pembalap road race berprestasi di tingkat nasional pada tahun 2001-2005?
Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan kejuaraan nasional road race kelas bebek 110 cc 2 langkah tune up terhadap penghasilan tenaga mekanik sepeda motor di Kota Semarang pada tahun 2001-2005?

B. RUANG LINGKUP
Dalam penelitian sejarah, ruang lingkup sangat diperlukan mengingat luasnya masalah dalam kehidupan masyarakat. Setiap peneliti sejarah senantiasa dituntut untuk menentukan lingkup waktu dan tempat yang diteliti agar diperoleh suatu kejelasan yang utuh dan mendalam.

Penulisan skripsi yang berjudul “Perkembangan Kejuaraan Nasional Road Race Kelas Bebek 110 cc 2 Langkah Tune Up dan Pengaruhnya Terhadap Penghasilan Tenaga Mekanik Sepeda Motor Kota Semarang Tahun 2001-2005” ini dibatasi menjadi tiga ruang lingkup yaitu:
Lingkup geografis (spasial)
Lingkup waktu (temporal)
Lingkup keilmuan.

Ruang lingkup spasial adalah batasan wilayah tempat penelitian dilaksanakan atau difokuskan. Ruang lingkup spasial dalam penelitian ini dibatasi pada Kota Semarang. Alasan pengambilan wilayah itu adalah bahwa Kota Semarang merupakan daerah yang mengalami perkembangan kejuaraan nasional road race kelas bebek 110 cc 2 langkah tune up yang signifikan, baik perkembangan teknologi road race, mekanik, maupun tim road race. Selain itu Kota Semarang juga memiliki Sirkuit Tawang Mas yang menjadi faktor pendukung perkembangan road race. Dari semua faktor pendukung tersebut, mengapa Kota Semarang tidak bisa menghasilkan pembalap yang menjuarai kejuaraan nasional road race di Indonesia atau memiliki pembalap road race berprestasi di tingkat nasional pada tahun 2001-2005.

Lingkup temporal atau pembatasan waktu penelitian ini adalah tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Pembahasan dimulai tahun 2001 dengan pertimbangan bahwa pada permulaan tahun tersebut, mulai dilaksanakan Kejuaraan Nasional Road Race Kelas bebek 110 cc 2 langkah tune up dengan sistem region.

{7}. Pengambilan tahun 2005

Tahun 2005 diambil sebagai batasan akhir penelitian karena tahun ini merupakan tahun terakhir pelaksanaan Kejuaraan Nasional Road Race Kelas bebek 110 cc 2 langkah tune up.

{8}.  Penghasilan
  
     perkembangan teknologi. bersifat nasional ini adalah sejarah sosial ekonomi yang bersifat lokal, karena membahas permasalahan tentang pengaruh pelaksanaan kejuaraan nasional road race terhadap penghasilan tenaga mekanik sepeda motor di Kota Semarang. Sejarah sosial ekonomi menguraikan gejala-gejala yang terjadi di sekitar permasalahan sosial ekonomi masa lalu.  

{9}. Crankshaft

     Crankshaft adalah bagian mesin yang berfungsi sebagai poros penerus daya hasil pembakaran dalam ruang silinder. Magnet berfungsi membangkitkan tenaga listrik dari kumparan kabel tembaga untuk disalurkan menuju accu. Accu merupakan alat penyimpan cadangan listrik. Koil pada sepeda motor berfungsi untuk memperbesar arus listrik.

Rabu, 30 Juli 2014

KESELAMATAN KERJA

3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
          Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja Teknologi Sepeda Motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses. Secara umum, tujuan keselamatan kerja bagi pekerja professional teknologi sepeda motor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum mulai bekerja, setiap siswa memahami semua peraturan dan tata tertib bengkel. Aturan dan tata tertib bengkel disediakan secara tertulis dan pada awal semester siswa menandatangani surat pernyataan kesediaan mengikuti aturan dan tata tertib bengkel. Setiap siswa diharuskan memakai pakaian kerja khusus dan memakai sepatu khusus untuk bengkel sepeda motor.

2. Melindungi tenaga kerja atas keselamatan fisik dan mental dalam melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan dan bahaya kerja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan memakai zat kimia yang terkandung dalam oli dan bahan bakar, cat dan bahan lainnya dapat merusak kulit. Bengkel harus menyediakan zat pelindung kulit yang harus dipakai sebelum bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya, pekerja harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali sebelum memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka akan menjadi kebiasaan.

3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. Sebelum bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran minyak oli dan bahan bakar. Pekerja merupakan bagian dari bengkel dan oleh karena itu, setiap pekerja bertanggung-jawab membersihkan tempat kerjanya. Semua peralatan yang dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau. Pada bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan dengan memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa harus diperiksa kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. Setiap kerusakan alat harus dilaporkan kepada pengawas atau instruktur.

4. Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus sudah memahami prosedur dan permasalahan yang akan dikerjakan. Sebelum masuk bekerja praktek, siswa bertanggung-jawab mempersiapkan dirinya tentang prosedur, alat yang sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada kesulitan harus menanyakan kepada instruktur.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan, kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil karya dan budayanya tertuju pada keselamatan masyarakat pada umumnya dan pekerja. Bekerja dengan memperhatikan keselamatan kerja sangat penting artinya, karena bagaimanapun, siswa sebagai manusia pasti tak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap diri sendiri, apalagi sampai berakibat fatal. Mencegah terjadinya kecelakaan tidak hanya berarti mencegah terjadinya bahaya, tetapi juga ikut melakukan penghematan dari segi biaya, tenaga dan waktu dan sekaligus berarti belajar melakukan sesuatu secara efektif dan efisien.

4. LANGKAH KERJA
v Persiapkan tempat kerja

v Persiapkan alat dan bahan

v Lakukan pengamatan terhadap obyek

v Analisa kejadian

v Lepas karburator dari engine

v Lakukan pembongkaran karburator

v Lakukan pembersihan terhadap komponen – komponen karburator

v Lakukan pengujian terhadap pelampung dan jarum pelampung

v Analisa kejadian

v Lakukan perakitan

v Lakukan pemasangan karburator pada engine

v Pengecekan dan seting


5. TEORI DASAR
     
        Pada bagian awal dijelaskan bahwa mesin dua langkah hanya memerlukan satu kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus di dalam silinder. Usaha (langkah tenaga) dihasilkan pada setiap putaran poros engkol.

Pada mesin dua langkah campuran udara-bahan bakar dikompresikan dua kali setiap putaran. Kompresi pertama (kompresi pendahuluan di dalam crankcase). Campuran ditarik kedalam crankcase dan dikompresi, selanjutnya masuk ke dalam ruang pembakaran. Kompresi kedua (kompresi di dalam silinder dan ruang pembakaran). Campuran yang dikompresi sangat mudah dinyalakan dan terbakar sehingga menghasilkan tekanan yang tinggi. Campuran yang dikompresikan di dalam crankcase mengalir ke dalam silinder melalui lubang transfer mendorong sisa-sisa gas pembakaran keluar dari silinder dan ini disebut sebagai langkah transfer. Berikut keuntungan dan kerugian pada mesin dua langkah:

a. Keuntungan
v Proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih halus untuk itu putaran lebih rata.

v Tidak memerlukan klep, komponen part lebih sedikit, perawatan lebih mudah dan relatif murah

v Momen puntir untuk putaran lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus

v Bila dibandingkan dengan mesin empat langkah dalam kapasitas yang sama, tenaga yang dihasilkan lebih besar

 Proses pembakaran terjadi 2 kali, sehingga tenaga lebih besar

b. Kerugian

v Langkah masuk dan buang lebih pendek, sehingga terjadi kerugian langkah tekanan kembali gas buang lebih tinggi

v Karena pada bagian silinder terdapat lubang-lubang, timbul gesekan antara ring piston dan lubang akibatnya ring piston akan lebih cepat aus.

v Karena lubang buang terdapat pada bagian silinder maka akan mudah timbul panas

v Putaran rendah sulit diperoleh

v Konsumsi pelumas lebih banyak

Karburator

Karburator berfungsi membentuk atau menyediakan campuran bahan bakar yang tepat padasegala kondisi kerja mesin.
Ruang pelampung berfungsi untuk menyediakan bahan bakar yang akan dikabutkan ke dalam ruang bakar. Banyaknya bahan bakar yang ada dalam ruang pelampung diatur oleh float valve/katup pelampung dan pelampung.

fungsi choke adalah untuk memperkaya camuran udara dan bahan bakar pada saat motor start dingin. Pada jenis motor yang lain (Suzuki misalnya) choke valve tidak menutup saluran udara, melainkan menambah jumlah bahan bakar yang menuju ke ruang bakar. Prinsinya sama, yaitu membuat campuran yang kaya.

Piston Valve

Piston valve berfungsi untuk mengatur besarnya venture dalam karburator. Dengan diaturnya besar venturi, maka kecepatan udara yang masuk ke ruang bakar akan berubah, dan jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar disesuikan dengan lebarnya pembukaan piston valve. Di dalam piston valve terdapat jet needle, yang berfungsi mengatur lebarnya lubang needle jet, sehingga mempengaruhi jumlah bahan bakar yang ke ruang bakar. Klip pada needle jet, j ika dipasang semakin ke atas, berarti bahan bakar akan semakin boros, dan sebaliknya,jika dipasang semakin ke bawah bahan bakar semakin sedikit.

Main Jet Berfungsi untuk menyuplai bahan bakar yang sesuai pada semua tingkat kecepatan

Slow Jet Berfungsi untuk menyuplay bahan bakar pada saat putaran langsam.

Piston Valve screw Berfungsi untuk mengatur tinggi pembukaan piston valve pada saat putaran langsam

Sekrup penyetel udara.Berfungsi untuk mengatur jumlah campuran udara dan bahan bakar yang tepat pada saat putaran langsam.

Pompa akselerasi Pada beberpa type motor ada yang dilengkapi dengan pompa akselerasi. Contohnya pada sepeda motor GL, Megapro, dsb. Pada type Honda Pompa ini disebut dengan TPFC (transient power fuel control). Fungsi dari pompa ini adalah menambah jumlah bahan bakar pada saat motor berakselerasi. Penambahan bahan bakar ini dperlukan karena pada saat piston valve terangkat kevakuman di venture turun, sehingga bahan bakar yang keluar dari

6. ANALISA DAN KESIMPULAN
Kerusakan yang terjadi pada karbulator umumnya karena terdapat kotoran berupa debu dan kotoran-kotoran akibat gesekan terhadap komponen. Untuk pembukaan udara berkisar antara 1,5 – 2 putaran.

CYLINDER HEAD / KEPALA SILINDER

1. TUJUAN

v Mahasiswa diharapkan mampu menganalisa kerusakan pada kepala silinder,blok silinder, piston, dan ring piston

v Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pembongkaran dan pemasangan kepala silinder,blok silinder, piston, dan ring piston

2. ALAT DAN BAHAN

v Sebuah sepeda motor 2 tak (RX KING)

v Kunci 10, 12, dan 14

v Obeng (+) dan (-)

v Micrometer internal

v Micrometer external

3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
           Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja Teknologi Sepeda Motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses. Secara umum, tujuan keselamatan kerja bagi pekerja professional teknologi sepeda motor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum mulai bekerja, setiap siswa memahami semua peraturan dan tata tertib bengkel. Aturan dan tata tertib bengkel disediakan secara tertulis dan pada awal semester siswa menandatangani surat pernyataan kesediaan mengikuti aturan dan tata tertib bengkel. Setiap siswa diharuskan memakai pakaian kerja khusus dan memakai sepatu khusus untuk bengkel sepeda motor.

2. Melindungi tenaga kerja atas keselamatan fisik dan mental dalam melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan dan bahaya kerja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan memakai zat kimia yang terkandung dalam oli dan bahan bakar, cat dan bahan lainnya dapat merusak kulit. Bengkel harus menyediakan zat pelindung kulit yang harus dipakai sebelum bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya, pekerja harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali sebelum memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka akan menjadi kebiasaan.

3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. Sebelum bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran minyak oli dan bahan bakar. Pekerja merupakan bagian dari bengkel dan oleh karena itu, setiap pekerja bertanggung-jawab membersihkan tempat kerjanya. Semua peralatan yang dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau. Pada bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan dengan memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa harus diperiksa kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. Setiap kerusakan alat harus dilaporkan kepada pengawas atau instruktur.

4. Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus sudah memahami prosedur dan permasalahan yang akan dikerjakan. Sebelum masuk bekerja praktek, siswa bertanggung-jawab mempersiapkan dirinya tentang prosedur, alat yang sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada kesulitan harus menanyakan kepada instruktur.
        Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan, kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil karya dan budayanya tertuju pada keselamatan masyarakat pada umumnya dan pekerja. Bekerja dengan memperhatikan keselamatan kerja sangat penting artinya, karena bagaimanapun, siswa sebagai manusia pasti tak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap diri sendiri, apalagi sampai berakibat fatal. Mencegah terjadinya kecelakaan tidak hanya berarti mencegah terjadinya bahaya, tetapi juga ikut melakukan penghematan dari segi biaya, tenaga dan waktu dan sekaligus berarti belajar melakukan sesuatu secara efektif dan efisien.

4. LANGKAH KERJA

v Lakukan pembongkaran kepala silinder dari engine

v Lakukan pembongkaran blok silinder dari engine

v Lakukan pembersihan kepala selinder, blok silinder,piston,dan ring piston

v Lakukan pengukuran pada piston dan blok silindar

v Lakukan perakitan

5. TEORI DASAR

Kepala Silinder (Cylinder Head)
        Bagian paling atas dari kontruksi mesin sepeda motor adalah kepala silinder. Kepala silinder berfungsi sebagai penutup lubang silinder pada blok silinder dan tempat dudukan busi. Kepala silinder bertumpu pada bagian atas blok silinder. Titik tumpunya disekat dengan gasket (paking) untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi, disamping itu agar permukaan metal kepala silinder dan permukaan bagian atas blok silinder tidak rusak. Kepala silinder biasanya dibuat dari bahan Aluminium campuran, supaya tahan karat juga tahan pada suhu tinggi serta ringan. Biasanya bagian luar kontruksi kepala silinder bersirip, ini untuk membantu melepaskan panas pada mesin berpendingin udara.

Blok Silinder Mesin
        Silinder liner dan blok silinder merupakan dua bagian yang melekat satu sama lain. Daya sebuah motor biasanya dinyatakan oleh besarnya isi silinder suatu motor. Silinder liner terpasang erat pada blok, dan bahannya tidak sama. Silinder liner dibuat dari bahan yang tahan terhadap gesekan dan panas, sedangkan blok dibuat dari besi tuang yang tahan panas. Pada mulanya, ada yang merancang menjadi satu, sekarang sudah jarang ada. Sekarang dibuat terpisah berarti silinder liner dapat diganti bila keausannya sudah berlebihan. Bahannya dibuat dari besi tuang kelabu. Untuk motor-motor yang ringan seperti pada sepeda motor bahan ini dicampur dengan alumunium. Bahan blok dipilih agar memenuhi syarat-syarat pemakaian yaitu: Tahan terhadap suhu yang tinggi, dapat menghantarkan panas dengan baik, dan tahan terhadap gesekan. Blok silinder merupakan tempat bergerak piston. Tempat piston berada tepat di tengah blok silinder. Silinder liner piston ini dilapisi bahan khusus agar tidak cepat aus akibat gesekan. Meskipun telah mendapat pelumasan yang mencukupi tetapi keausan lubang silinder tetap tak dapat dihindari. Karenanya dalam jangka waktu yang lama keausan tersebut pasti terjadi. Keausan lubang silinder bisa saja terjadi secara tidak merata sehingga dapat berupa keovalan atau ketirusan.

Piston

        Piston mempunyai bentuk seperti silinder. Bekerja dan bergerak secara translasi (gerak bolak-balik) di dalam silinder. Piston merupakan sumbu geser yang terpasang presisi di dalam sebuah silinder. Dengan tujuan, baik untuk mengubah volume dari tabung, menekan fluida dalam silinder, membuka-tutup jalur aliran atau pun kombinasi semua itu. Piston terdorong sebagai akibat dari ekspansi tekanan sebagai hasil pembakaran. Piston selalu menerima temperatur dan tekanan yang tinggi, bergerak dengan kecepatan tinggi dan terus menerus. Gerakan langkah piston bisa 2400 kali atau lebih setiap menit. Jadi setiap detik piston bergerak 40 kali atau lebih di dalam silindernya. Temperatur yang diterima oleh piston berbeda-beda dan pengaruh panas juga berbeda dari permukaan ke permukaan lainnya. Sesungguhnya yang terjadi adalah pemuaian udara panas sehingga tekanan tersebut mengandung tenaga yang sangat besar. Piston bergerak dari TMA ke TMB sebagai gerak lurus. Selanjutnya, piston kembali ke TMA membuang gas bekas. Gerakan turun naik piston ini berlangsung sangat cepat melayani proses motor yang terdiri dari langkah pengisian, kompresi, usaha dan pembuangan gas bekas.

6. ANALISA

Hasil pengukuran Blok silinder Piston = 57, 91 mm

58,025mm

58,04 mm

Ket :

A = atas

B = bawah

7. KESIMPULAN
         Setelah melakukan praktek ini dapat disimpulkan bahwa kendaraan masih dalam yang cukup baik karena pada saat pengukuran tidak terjafdi keausan yang cukup sigifikan begitu pula pada dinding silinder tidak terjadi goresan.

CYLINDER HEAD 4TAK
1. TUJUAN
v Mahasiswa diharapkan mampu menganalisa kerusakan pada kepala silinder pada sepeda motor 4 tak

v Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pembongkaran dan perakitan kepala silinder

2. ALAT DAN BAHAN
v Sebuah sepeda motor 4 tak ( SUPRA X 125)

v Kunci 8, 10, 12, 14, dan 19

v Obeng (+) dan (-)

3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA             
           Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja Teknologi Sepeda Motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang professional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi yang sukses. Secara umum, tujuan keselamata

kerja bagi pekerja professional teknologi sepeda motor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum mulai bekerja, setiap siswa memahami semua peraturan dan tata tertib bengkel. Aturan dan tata tertib bengkel disediakan secara tertulis dan pada awal semester siswa menandatangani surat pernyataan kesediaan mengikuti aturan dan tata tertib bengkel. Setiap siswa diharuskan memakai pakaian kerja khusus dan memakai sepatu khusus untuk bengkel sepeda motor.

2. Melindungi tenaga kerja atas keselamatan fisik dan mental dalam melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan dan bahaya kerja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan memakai zat kimia yang terkandung dalam oli dan bahan bakar, cat dan bahan lainnya dapat merusak kulit. Bengkel harus menyediakan zat pelindung kulit yang harus dipakai sebelum bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya, pekerja harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali sebelum memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka akan menjadi kebiasaan.

3. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. Sebelum bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran minyak oli dan bahan bakar. Pekerja merupakan bagian dari bengkel dan oleh karena itu, setiap pekerja bertanggung-jawab membersihkan tempat kerjanya. Semua peralatan yang dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau. Pada bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan dengan memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa harus diperiksa kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik. Setiap kerusakan alat harus dilaporkan kepada pengawas atau instruktur.

4. Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus sudah memahami prosedur dan permasalahan yang akan dikerjakan. Sebelum masuk bekerja praktek, siswa bertanggung-jawab mempersiapkan dirinya tentang prosedur, alat yang sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada kesulitan harus menanyakan kepada instruktur.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dapat dinyatakan sebagai sesuat yang menjamin keadaan, keutuhan, kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil karya dan budayanya tertuju pada keselamatan masyarakat pada umumnya dan pekerja. Bekerja dengan memperhatikan keselamatan kerja sangat penting artinya, karena bagaimanapun, siswa sebagai manusia pasti tak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan terhadap diri sendiri, apalagi sampai berakibat fatal. Mencegah terjadinya kecelakaan tidak hanya berarti mencegah terjadinya bahaya, tetapi juga ikut melakukan penghematan dari segi biaya, tenaga dan waktu dan sekaligus berarti belajar melakukan sesuatu secara efektif dan efisien.

4. LANGKAH KERJA

Persiapkan tempat kerja Persiapkan alat dan bahan “Top” kan posisi piston

Lepaskan knalpot

Lepaskan sprocket rantai api

Lepaskan intake manifold dari kepala silinder

Lepaskan kepala silinder

Lakukan pembersihan

Lakukan perakitan

5. TEORI DASAR

          Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft). Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :

1. Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.

Prosesnya adalah ;

· 1.Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).

· Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder

· Kruk As berputar 180 derajat

· Noken As berputar 90 derajat

· Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder

2. Langkah Kompresi : Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel. Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga. Prosesnya sebagai berikut :

· Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA

· Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup

· Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)

· Sekitar 15 derajat sebelum TMA, busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran

· Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)

· Noken as mencapai 180 derajat

3. Langkah Tenaga : Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke TMB. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Energi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya. Prosesnya sebagai berikut :

· Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar

· Piston terlempar dari TMA menuju TMB

· Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.

·Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as

· Putaran Kruk As mencapai 540 derajat

· Putaran Noken As 270 derajat

4. Exhaust stroke : Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan..